Friday, December 31, 2010

7 Perkara Yang Membuat Anda Bermotivasi Di Waktu Pagi

www.iluvislam.com
Shukri Abdullah
n13@m

Perkara terbaik yang anda patut lakukan di waktu pagi, adalah :

1. Bersyukur, bersyukur, bersyukur.
Bersyukurlah sebab anda masih diberi peluang untuk meneruskan hidup, anda juga masih ada kesempatan untuk melakukan yang terbaik hari ini, lebih baik dari yang kelmarin.

2. Tekad Bermotivasi.
Pasang niat dalam hati yang anda mahu jadi bersemangat sepenuhnya. Ambil beberapa artikel-artikel motivasi pendek dan baca dalam seminit dua.

Di waktu awal pagi, jangan buka email, baca newspaper, baca gosip-gosip mahupun join sesi mengumpat bersama kawan-kawan. Sebab, ia menerbitkan energi negatif lalu menghalang anda dari bermotivasi sepanjang hari.

3. Dekatkan Diri Dengan Sesi Motivasi.
Ikuti sesi-sesi motivasi di media, misalnya Motivasi Pagi di TV3 dan sesi motivasi Dr Izzy di Hot FM. Luangkan masa 3-5 minit memberi motivasi pada diri sendiri melalui sesi-sesi motivasi pendek ni.

Motivasi harus dijaga, sebab kalau tak di jaga ia mudah turun. Kesannya, anda menjadi tidak bersemangat, lemah longlai dan lemas.

4. Dalam Apa Jua Yang Anda Buat, Mulakan Dengan Bismillah.
Bila anda mula punch card nak masuk kerja, baca bismillah, moga anda dijauhkan dari bisikan syaitan yang membuat anda lalai, mengantuk, macam tak cukup ‘cas betri’ saja.

Andai kata anda seorang pelajar, bermula dari nak masuk kelas, duduk di kerusi anda dan mula nak bukak buku, mulakan semuanya dengan bismillah. Moga apa jua yang anda lakukan mendapat keberkatan.

Masuk saje ke dalam kelas, pasang niat anda mahu menuntut ilmu. Bila istiqamah melakukannya, anda punya peluang cerah untuk menjadi cemerlang!

5. Set Target Kemajuan Diri Sendiri
Ini juga kurang dititikberatkan. Bila dah keluar rumah sama ada ke kelas atau ke tempat kerja, kita tak tahu apa yang kita nak capai hari tu. Betul tak?

Kita hanya nak sampai di sana, bekerja (atau menghadiri kelas) lepas tu nanti petang balik rumah, berehat, makan, minum, pastu tidur. Esok pagi, bangun dan perkara sama berulang lagi.

Hidup Anda bagai dalam 1 bulatan, situ-situ saja.

Mulai hari ini, ubah sikap anda. Set target apa yang anda mahu capai, lagi best setkan untuk setiap hari.

Andai anda seorang pelajar, set target berapa bab yang anda nak ulangkaji, berapa buah buku yang anda nak baca dalam minggu ni, berapa soalan anda nak bertanya pada lecturer atau guru anda nanti.

Andai anda seorang usahawan, set target berapa jualan yang anda nak capai hari ini dan berapa keuntungan yang anda nak dapat hasil dari bisnes anda. Set juga apa yang anda nak pelajari hari ni dalam bidang bisnes anda.

Andai anda seorang pekerja, set berapa tugas yang anda nak siapkan dan set limit masa untuk anda menyiapkan segalanya. Kecekapan seorang pekerja di nilai dari kepantasan, ketepatan dan kekemasan.

6. Lihat Warna Cerah
Warna boleh mempengaruhi mood. Warna cerah membuat kita jadi energetik, ceria dan penuh dengan idea.

Setiap hari, lihat warna-warna yang cerah seperti kuning, merah, biru dan hijau. Cara ni saya dah test sendiri, berkesan sungguh!

Dekatkan diri dengan benda-benda berwarna cerah sebab ia mampu merubah mood anda menjadi positif.

7. Penuhkan Hati Dengan Kemaafan
Lepaskan segala yang dulu-dulu. Maafkan orang diwaktu pagi, maafkan kesalahan semuanya dari dulu sampai sekarang.

Lepaskan dendam, rasa tak puas hati, geram, sakit hati dan yang sewaktu dengannya.

Andai emosi-emosi negatif ni bersarang di hati (walaupun sedikit) ia menghalang motivasi. Kesannya, anda jadi orang yang tak bersemangat langsung.

Lebih teruk, anda jadi orang yang berfikiran negatif, hanya nampak yang negatif dalam diri setiap orang, setiap situasi dan setiap benda.

Anda mesti berubah untuk kemajuan diri.

Berani Berubah Untuk Kecemerlangan Hidup.

Motivasi

Saturday, December 25, 2010

Rapatkan dan Luruskan Shaf (Barisan) Sholat


Assalamualaikum all readers.salam isnin buat semua. Topik pd petang ini mengenai merapatkn saf di dalam solat.Kalau kita perhatikan kebanyakan dr kita betul mengambil benda ini sebagai benda yg remeh. Kita boleh tgk sndiri ianya terjadi di masjid2 atau di surau2.Bila solat berjemaah imam dah ckp istawuf(rapatkan safmu)..rapatkn saf..tp berapa ramai yg tahu maksud merapatkn saf yg sebenar. Jd marilah kita sama2 belajar dan mencari ilmu syari'i ini untuk kegunaan semua.insyaAllah...
Kita memperhatikan bahwa pada sebagian besar masjid/musholla yang telah penulis kunjungi untuk melaksanakan sholat, senantiasa terdapat beberapa wanita yang melaksanakan sholat berjama’ah namun antar jama’ah wanita tersebut terdapat jarak/celah yang lebarnya bahkan sampai 1 (satu) meter. Terkadang bila sholat berjama’ah dan penulis bermaksud merapatkan shaf, maka jama’ah disebelah kanan/kiri malah semakin menjauhkan kaki mereka dari kaki penulis.

Kedua kondisi diatas membuat sedih penulis, karena dalam Islam pada saat melaksanakan sholat berjama’ah kita dianjurkan untuk senantiasa meluruskan shaf dan menutup celahnya (merapatkannya).

Hal tersebut berdasarkan hadits ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha, dia bercerita : Rasulullah Shollallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah dan Para Malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang menyambung barisan. Barang siapa menutupi kerenggangan (yang ada dalam barisan), niscaya dengannya Allah akan meninggikannya satu derajat.” (HR. Ibnu Majah,Ahmad, Ibnu Khuzaimah,Al-Hakim, dinilai Shahih oleh Adz-Dzahabi dan al-Albani).

Kemudian,
Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Shollallahu’alayhi wa Sallam bersabda : “Hendaklah kamu benar-benar meluruskan shafmu, atau (kalau tidak;maka) Allah akan jadikan perselisihan di antaramu.” (Muttafaq ‘alayhi, Bukhari No. 717 dan Muslim No.436)

Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh Abu Dawud No. 552 dan Ahmad (IV:276) dan dishahihkan oleh al Albani dalam ash Shahihah no.32 secara lengkap, setelah membawakan hadits di atas, maka Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu berkata :
“Maka saya (Nu’man bin Basyir) melihat seorang laki-laki (dari para Shahabat) menempelkan bahunya ke bahu yang ada disampingnya, dan lututnya dengan lutut yang ada disampingnya serta mata kakinya dengan mata kaki yang ada disampingnya).”


Pernyataan Nu’man bin Basyir ini juga telah disebutkan oleh Imam Bukhari didalam kitab Shahihnya (II:447-Fat-hul Bari).
Diriwayatkan pula Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah Shollallahu ’alayhi wa Sallam telah bersabda:
“Luruskanlah shaf-shafmu! Sejajarkan antara bahumu (dengan bahu saudaranya yang berada disamping kanan dan kiri), isilah bagian yang masih renggang, berlaku lembutlah terhadap tangan saudaramu (yang hendak mengisi kekosongan atau kelonggaran shaf), dan janganlah kamu biarkan kekosongan yang ada di shaf untuk diisi oleh setan. Dan barangsiapa yang menyambung shaf, pastilah Allah akan menyambungnya, sebaliknya barangsiapa yang memutuskan shaf; pastilah Allah akan memutuskannya."

(Shahih. Abu Dawud no:666, dan telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, al Hakim, Nawawi dan al Albani. Lihat : Fat-hul Bari (II:447) dan Shahihut Targhib Wat Tarbib no:492).
Sehingga bengkoknya shaf akan mengakibatkan permusuhan dan pertentangan hati, kekurangan iman dan hilangnya kekhusyu’an.

Sebagaimana lurusnya sebuah shaf termasuk (sebagian dari) kesempurnaan sholat, yang demikian itu diungkapkan di dalam sabda Rasulullah shollallaahu ‘alayhi wa Sallam,
“Karena lurusnya shaf itu sebagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Muslim).

Di dalam riwayat lain :
“Karena lurusnya shaf itu sebagian dari baiknya sholat”(HR. Al-Bukhari & Muslim).

Ukhty, Para Shahabat Radhiallahu ‘anhum sangatlah memperhatikan masalah merapatkan dan meluruskan shaf ini.
Diriwayatkan dari Umar bahwasanya ia menugasi beberapa orang laki-laki untuk merapikan shaf makmum, dan ia (Umar) tidak bertakbir untuk memulai sholatnya melainkan setelah dilaporkan oleh para petugasnya itu bahwa shaf telah rapi semua, begitulah juga diriwayatkan dari Ali dan ‘Utsman, bahwa keduanya dahulu biasa melakukan hal itu setiap sebelum memulai sholat, dan mereka berdua biasa berkata (sebelum memulai shalat); “Istawu (luruskan shafmu)” bahkan Ali berkata: “Wahai Fulan! Majulah,” (Dan berkata kepada yang lainnya:) ” Wahai fulan, mundurlah. (Lihat pula riwayat-riwayatnya di dalam kitab al Muwaththa’, Imam Malik : no. 234, 375, 376).
Ya Ukhty Muslimah, mari rapatkan dan luruskan shaf kita karena hal itu merupakan sunnah Nabi Shollallahu ‘alayhi wa sallam yang agung. Maka marilah kita menghidupkannya.
Merapatkan dan meluruskan shaf dilakukan dengan cara merapatkan bahu, lutut, dan mata kaki.

Semoga dengannya, Allah mengangkat derajat kita, menjauhkan perselisihan dan permusuhan di antara kita. Amiin…
Rujukan : 1.Ensiklopedi Shalat menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, Dr. Sa’id bin ’Ali bin Wahf al-Qahthani, Pustaka Imam Asy-Syafi’i , Hal 580-581
2.Ensiklopedi Mini Keutamaan Sholat Berjama’ah , Prof. Dr. Fadhl Ilahi , Salwa Press, Hal. 42
3.Pengaruh Shalat terhadap Iman dan Jiwa Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, Husain bin ‘Audah al-’Awayisyah, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Hal. 18
4.Apa Kata Imam Syafi’i tentang Meluruskan dan Merapatkan Shaf Shalat, Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa, Pustaka Abdullah

dari blog:
http://lovesunnahnobidaah.blogspot.com/2010/11/rapatkan-dan-luruskan-shaf-barisan.html

Friday, December 17, 2010

TiDur yaNg PeRLu diKeJutKan


Mengejutkan orang yang tidur disunatkan sekiranya orang itu tidur dalam keadaan berikut:

Pertama:
seorang yang tidur di masjid dan waktu solat sudah tiba. Ini berdasarkan hadis Abu Bakrah ra, beliau berkata:
خرجت مع النبي صلى الله عليه وسلم لصلاة الصبح فكان لا يمر برجل إلا ناداه بالصلاة أو حركه برجله
“ Aku keluar bersama Nabi saw untuk menunaikan solat subuh. Beliau tidak lalu pada mana-mana lelaki melainkan akan menyerunya untuk solat atau menggeraknya untuk solat dengan kakinya.” (Hr Abu Daud 1246 – semua perawinya thiqah)

Kedua:
Orang yang tidur dihadapan orang yang solat kerana menggangu orang yang solat.

Ketiga:
Tidur diatas permukaan bangunan tanpa penghadang.Rasulullah saw bersabda:

من بات على ظهر بيت ليس له حجار فقد برئت منه الذمة

“Sesiapa yang tidur diatas permukaan bangunan tanpa ada penghadang (dari jatuh bangunan), sesungguhnya telah terlepas dari tanggungjawab mana-mana pihak (sekiranya jatuh). (Hr Abu Daud – semua perawinya adalah thiqah)

Keempat:
Tidur dalam keadaan separuh badan terkena cahaya matahari dan setengah lagi tidak kena.
Nabi saw bersabda:
إذا كان أحدكم في الشمس فلقص عنه الظل وصار بعضه في الشمس وبعضه في الظل فليقم
“Apabila salah seorang kamu berada di bawah pancaran matahari, kemudian matahari menaik dan sebahagian tubuh mu terkena pancaran matahari dan sebahgian yang lain tidak kena , hendaklah dia beredar.” (Hr Abu Daud – semua perawinya thiqah)

Kelima:
Tidur waktu subuh.
Nabi saw bersabda:
الصبحة تمنع الرزق
“Tidur subuh menegah rezki.” (Hr Ahmad – sanad lemah)
Umar bin Abdul Aziz apabila melihat anaknya sedang tidur waktu subuh, beliau mengejutkannya dan berkata:
الأرزاق تقسم وأنت نائم
“Rezeki dibahagi2kan sedangkan engkau tidur.”


Keenam:
Tidur sebelum isya kerana makruh tidur waktu itu. Ini disebut dalam hadis yang panjang, riwayat dari Abi Bakrah ra dimana beliau berkata:
كان يكره النوم قبلها والحديث بعدها
“Baginda tidak suka tidur sebelum solat isya dan sembangsembang selepasnya.” (Hr Bukhari - sahih)

Ketujuh:
Tidur lepas solat asar.
Nabi saw bersabda:من نام بعد العصر فاختلس عقله فلا يلومن إلا نفسه
" Sesiapa yang tidur selapas solat asar dan hilang akalnya , janganlah dia mencela melainkan dirinya.” (Hr Abu Ya’la – Sanad lemah)

Kelapan:
Tidur berseorangan di rumah. Hukum ini disebut oleh al-Hulaimi dalam kitabnya al-Minhaj Fi Syu’abil Iman.

Kesembilan:
Perempuan yang tidur menelentang. Ini kerana ianya makruh seperti yang disebut dalam kitab yang sama.Umar bin Abdul Aziz telah menegah anaknya yang tidur sedemikian.

Kesepuluh:
Seseorang yang tidur meniarap. Baginda melihat seorang lelaki meniarap. Lalu baginda bersabda:
إن هذه ضجعة يبغضها الله ورسوله
Maksudnya: “Sesungguhnya ini adalah cara baring yang dimurkai oleh Allah dan Rasulnya.” (Hr Tirimizi dan Ahmad-hasan lighairihi)
Abu Umamah r.a berkata: Nabi s.a.w lalu dekat seorang lelaki yang tidur meniarap di Masjid. Lalu baginda memukulnya dengan kakinya dan berkata:
قم واقعد فإنها نومة جهنمية
Maksudnya: “Bangunlah kamu dari tidur dan duduklah sesungguhnya ini adalah cara tidur ahli neraka jahannam.” (Hr Ibnu Majah)

Kesebelas:
Mengejutkan orang tidur untuk bangun qiamullail.
Nabi saw bersabda:
رحم الله رجلا قام من الليل فصلى وأيقظ امرأته فإن أبت نضح في وجهها الماء رحم الله امرأة قامتمن الليل فصلت وأيقظت زوجها فإن أبى نضحت في وجهه الماء
“Allah merahmati lelaki yang bangun malam, menunaikan solat dan mengejutkan isterinya. Sekiranya isterinya enggan, dia akan merenjiskan air pada muka isterinya. Allah merahmati wanita yang bangun malam, menunaikan solat dan menegejutkan suaminya. Sekiranya suaminya enggan, dia akan merenjis air ke muka suaminya. (Hr Abu Daud 1308 – perwai2nya thiqah)

Ke dua belas:
Mengejutkan orang yang tidur untuk bangun sahur. Nabi saw bersabda:
إن بلالا ينادي بليل فكلوا واشربواحتى ينادي ابن مكتوم
“Sesungguhnya bilal akan mengumandangkan azan pada waktu malam (sebelum subuh), maka makanlan dan minumlah sehingga Ibnu Maktum mengumandangkan azan subuh.” (Hr Muslim)


sumber dari
sumber dari
...ustazpenang...
rujukan:
http://qurratunainun.blogspot.com/2010/12/tidur-yang-perlu-dikejutkan.html#more



Saturday, December 11, 2010

pelangi selepas hujan

Pelangi Selepas Hujan
www.iluvislam.com
Oleh : Fahimmumtaz
Editor arisHa27



Seringkali hati kecil mengaduh sakit, seringkali jiwa meratap hiba. Dugaan dan ujian yang bertimpa-timpa, kadangkala menewaskan semangat yang ada. Kadangkala kita berasa sendirian dan terasa betapa kita dipinggirkan. Ketika kita menyangka sudah tidak ada lagi yang bernilai dalam kehidupan dan yang kita lihat hanyalah jalan suram di hadapan.

Lantas kita marah kepada Tuhan, kita kecewa dengan ketentuan yang diciptakan. Kita menyalahkan takdir hitam dan saat itu sendu airmata mengaburkan kewarasan. Lalu kita hilang pertimbangan, di antara keimanan dan rasukan syaitan. Kita hanya nampak jalan mudah untuk melepaskan diri, lalu ada yang seringkali memilih kematian sebagai penyelesaian.

Pernahkah sekali kita memahami alam.

" Mengapa Tuhan hadirkan pelangi selepas hujan? "

" Mengapa Tuhan tumbuhkan bunga selepas kering-kontang? "

Hanya daripada benih hitam yang kusam, apabila disirami hujan lantas berbunga cantik. Maka tersenyumlah alam. Betapa indahnya aturan Tuhan.

" Mengapa tidak ada hujan berpanjangan atau sinar mentari yang menyinari alam? "

" Mengapa harus ada putaran alam seperti hitam malam dihiasi bintang? "

" Mengapa untuk tidak ada sekaligus dalam satu masa? "

" Mengapa harus hilang sesuatu untuk sesuatu? "

Jawabnya, SENANG.

Kerana tidak ada kemanisan tanpa ada kepahitan, dugaan dan rintanganlah yang mewarnai kehidupan. Mengecapi kebahagiaan memerlukan adanya pengorbanan. Setiap kesenangan akan ada bayaran contohnya seperti Tuhan hadirkan pelangi selepas hujan dan kicau burung yang menyanyikan kedamaian.

" Biar hujan di dalam hati, pasti ada pelangi yang menanti. Insyaallah. "

Wednesday, November 10, 2010

Dakwah Solat


www.iluvislam.com
Oleh : Syazwani Abd Rahim
Editor: Isyrak


Tersebutlah kisah di sebuah tempat di salah sebuah Negara Arab. Terdapat seorang pemuda yang sangat liat untuk mendirikan solat. Malah dia tidak mendirikan langsung solat lima waktu. Seorang diri pun berat, apatah lagi secara berjamaah. Setiap kali ada ulama yang berkunjung ke tempat mereka, seringkali jugalah penduduk setempat mengadu kepada ulama yang datang bertandang berkenaan sikap pemuda tersebut.


Berkali-kali diberikan nasihat namun sedikitpun tidak memberikan apa-apa kesan kepada anak muda ini. Malah makin menjadi-jadi.

“Awak wajib mendirikan solat lima waktu. Solat merupakan tiang agama kita”, kata salah seorang pendakwah kepada pemuda tersebut.

“Emm..insyaAllah kalau saya rajin saya akan buat ye”, jawab pemuda tersebut secara sinis.

Begitulah seterusnya. Sehinggalah datang seorang ulama daripada al-Azhar al-Syarif bertandang ke tempat mereka. Aduan yang sama diberikan. Setelah mendengar dengan teliti aduan para penduduk. Maka Ulama ini berkenan untuk bertemu dengan pemuda ini.

“Syeikh pun nak tegur saya juga? Nak suruh saya dirikan solat lima waktu?” , sindir pemuda ini bila melihat ulama tersebut datang bertamu ke rumahnya.

Ulama tersebut sambil tersenyum menjawab “Sekadar ingin berkenalan. Tiada langsung niat saya ingin memaksa kamu seperti yang kamu sebutkan”.

Pertemuan pertama berjalan dengan lancar. Langsung tidak disentuh oleh ulama tersebut berkenaan solat. Perkara yang dilaksanakan hanyalah sekadar merapatkan tali silaturrahim. Bincang tentang pekerjaan, tempat tinggal, sara hidup dan lain-lain.

Pemuda tersebut begitu senang dengan perlakuan Syeikh. Tanpa sedar terselit rasa kagum pada seorang tua berjubah tersebut. Tidak seperti yang selalu datang bertemu dengannya. Setiap kali duduk, terus memberikan peringatan dan dalil-dalil tentang haramnya meninggalkan solat.

Akhirnya pemuda ini pula datang berkunjung ke tempat penginapan Syeikh. Maka semakin bertambah mesra pergaulan mereka. Begitulah keadaan seterusnya, Syeikh tetap tidak pernah menyentuh tentang solat. Sehinggalah tiba satu hari, Syeikh memberitahu bahawa beliau akan berangkat pulang ke Mesir. Ini kerana tugas yang diberikan oleh pihak al-Azhar di tempat tersebut telah selesai. Pemuda itu datang bertemu Syeikh. Rasa sedih akan berpisah dengan seorang ulama menyentak-nyentak jiwanya.

Sebelum berpisah, Syeikh memeluk Ahmad seraya berkata dengan lembut “Ahmad, aku ada mendengar suara-suara mengatakan bahawa engkau tidak pernah bersembahyang. Betulkah begitu?” Tersentak Ahmad bila mendengar pertanyaan daripada Syeikh tersebut.

“Memang benar wahai tuan Syeikh. Bukan aku tidak mengetahui bahawa ianya wajib cuma sikap malas yang ada padaku inilah yang menghalang untukku melakukannya”, jawab Ahmad memberikan alasan.

“Baiklah, kalau begitu, bolehkah kamu tunaikan permintaanku sebelum aku berangkat pulang?”

“Permintaan apa itu wahai tuan?”

“Kamu pilih solat mana yang paling ringan untuk kamu dirikan. Satu pun sudah memadai. Boleh?” Tanya Syeikh kepada Ahmad.

Terkejut Ahmad mendengar pertanyaan Syeikh. Belum pernah dia dengar solat boleh dipilih-pilih untuk disempurnakan.

“Bolehkah begitu wahai tuan Syeikh?” Tanya Ahmad penuh keraguan.

“Boleh tapi hanya untuk kamu sahaja”, Jawab Syeikh sambil tersenyum.

“Baik, dulu kamu pernah ceritakan kepadaku bahawa kamu berkerja sebagai petani bukan? Dan kamu juga sering bangun awal pagi untuk ke kebunmu. Bukankah begitu Ahmad?” Tanya Syeikh kepada Ahmad.

“Benar Tuan Syeikh”

"Kalau begitu aku cadangkan kepadamu, alang-alang kamu telah bangun setiap awal pagi, apa kata jika kamu basahkan sedikit sahaja anggota tubuhmu dengan wudhuk dan terus selepas itu dirikan solat subuh dua rakaat. Dua rakaat sahaja, rasanya tidak terlalu berat bukan?” Syeikh memberikan cadangan kepada Ahmad.

Ahmad tanpa banyak bicara terus menerima cadangan Tuan Syeikh. Perasaan serba salah menyelinap jiwanya jika dia menolak permintaan syeikh tersebut yang terlalu rapat dengannya.

“Janji denganku Ahmad yang kamu tidak akan meninggalkan sekali-kali solat subuh ini di dalam hidupmu. InsyaAllah tahun depan aku akan berkunjung lagi ke sini. Aku berharap agar dapat bertemu denganmu di Masjid setiap kali solat subuh tahun hadapan. Boleh ya Ahmad? Syeikh memohon jaminan daripadanya.

“Aku berjanji akan menunaikannya”. Maka dengan senang hati Tuan Syeikh memohon untuk berangkat pulang ke Mesir. Di dalam hatinya, memohon agar Allah memberikan kekuatan kepada Ahmad untuk melaksanakan janjinya.

Tahun berikutnya, setelah Tuan Syeikh sampai di tempat tersebut, beliau benar-benar gembira apabila melihat Ahmad benar-benar menunaikan janjinya. Namun menurut penduduk setempat, Ahmad hanya solat subuh sahaja. Solat yang lain tetap tidak didirikan. Tuan Syeikh tersenyum. Gembira dengan perubahan tersebut.

Suatu pagi setelah selesai menunaikan solat subuh secara berjemaah di Masjid. Syeikh memanggil Ahmad. Seraya bertanya, “Bagaimana dengan janjimu dulu Ahmad. Adakah ada terdapat hari yang engkau tertinggal menunaikan solat subuh?” Ahmad menjawab dengan yakin, “Berkat doamu tuan Syeikh, Alhamdulillah sehari pun aku tidak ketinggalan solat jemaah subuh di masjid ini.”

“Alhamdulillah, bagus sekali kamu. Engkau benar-benar menunaikan janjimu.”

“Mudah sahaja rupanya tunaikan solat ini ya Tuan”.

“Perkara yang kamu lakukan tanpa paksaan pasti akan kamu rasakan mudah sekali. Yang penting jangan rasakan ianya suatu paksaan. Tetapi anggap ianya suatu kegemaranmu. Seperti kamu berkebun. Tiada yang memaksa, tetapi disebabkan minatmu yang mendalam terhadap kerja-kerja itu, maka tanpa disuruh kamu akan melaksanakannya bukan?” Syeikh menerangkan kepada Ahmad.

“Benar apa yang tuan katakan. Perkara yang kita lakukan dengan minat, tanpa dipaksa pun akan kita laksanakan.”

“Ahmad, kamu habis bekerja pukul berapa ya?” Tanya Syeikh kepada Ahmad.

“Ketika azan Zohor aku berhenti untuk makan, kemudian aku sambung kembali kerja sehingga hampir Asar.”

“Pasti kamu bersihkan sedikit dirimu bukan? Membasuh tangan dan kaki untuk duduk menjamah makanan? Benar Ahmad?” Tanya Syeikh meminta kepastian.

“Ya benar Tuan.”

“Kalau begitu, apa pendapatmu jika aku mencadangkan agar engkau lebihkan sedikit basuhanmu itu. Terus niatkan ianya sebagai wudhuk. Selesai makan, terus dirikan solat zohor empat rakaat. Sekadar empar rakaat tidak lama rasanya bukan? Takkan terjejas tanamanmu agaknya?” Kata Syeikh berseloroh kepada Ahmad.

Ahmad tertawa dengan gurauan Tuan Syeikh. “ betul juga apa yang disebutkan oleh tuan. Baiklah mulai hari ini saya akan cuba laksanakannya”.

Jauh disudut hati Syeikh berasa sangat gembira dengan perubahan yang berlaku kepada Ahmad. Setelah selesai kerja Syeikh di tempat tersebut. Beliau berangkat pulang ke Mesir. Beliau berjanji untuk datang semula pada tahun hadapan.

Begitulah keadaannya Ahmad. Setiap tahun Syeikh bertandang, maka setiap kali itulah semakin bertambah bilangan solat yang dilakukan. Kini masuk tahun ke lima Syeikh bertandang ke tempat tersebut.

Ahmad seperti biasa hanya mendirikan solat empat waktu kecuali Isya’. Selesai menunaikan solat Maghrib. Terus beliau berangkat pulang ke rumah.

Suatu hari semasa Tuan Syeikh melihat Ahmad hendak berangkat pulang setelah menunaikan solat Maghrib berjemaah. Terus beliau memanggil Ahmad.

“Bagaimana dengan kebunmu Ahmad? Bertambah maju?” Syeikh memulakan bicara.

“Alhamdulillah, semakin bertambah hasilnya Tuan”

“Baguslah begitu. Aku sentiasa doakan hasilnya semakin bertambah.” Doa Tuan Syeikh kepada Ahmad.

“Ahmad, aku ingin bertanya kepadamu sebelum engkau pulang. Cuba engkau perhatikan dengan baik. Apa lebihnya kami yang berada di dalam masjid ini berbanding kamu? Dan Apa kurangnya kamu berbanding kami yang berada di dalam masjid ini?”

Ahmad tunduk sambil memikirkan jawapan yang patut diberikan.

“Lebihnya kamu semua adalah kerana kamu mendirikan solat Isya’, sedangkan aku tidak menunaikannya”.

“Baiklah, adakah kamu ingin menjadi orang yang lebih baik daripada kami semua?” Tanya Tuan Syeikh menguji.

“Sudah tentu wahai Tuan Syeikh,” jawab Ahmad dengan penuh semangat.

“Kalau begitu dirikanlah solat Isya’. Maka engkau tidak lagi kurang berbanding kami. Malah engkau akan menjadi lebih baik daripada kami” Syeikh memberikan jawapan yang cukup berhikmah kepada Ahmad.

Akhirnya, berkat kesabaran Tuan Syeikh mendidik Ahmad. Beliau berjaya menjadikan Ahmad seorang yang tidak lagi meninggalkan solat.

Lima tahun bukanlah masa yang singkat untuk memberikan dakwah sebegini. Kesabaran dan hikmah yang tinggi sangat-sangat diperlukan demi menyampaikan risalah dakwah.

Berbeza dengan kita sekarang. Sekali kita bercakap, harapan kita biar sepuluh orang berubah dalam sekelip mata. Oleh kerana itulah, bilamana orang menolak dakwah kita, kita mencemuh, mengeji dan mengatakan bahawa semua sudah lari daripada jalan dakwah. Lari daripada jalan kebenaran.